Wikipedia

Hasil penelusuran

Change Background of This Blog!



Pasang Seperti Ini

Kamis, 31 Oktober 2013

Wailing Wall = Wall Facebook


Saat ini siapa yang tidak mengenal Social Network Facebook? Pasti jawabannya mengenal dan mampu menggunakannya baik secara positif maupun negatif, mulai dari orang yang berumur 5 tahun sampai orang yang berumur 40 tahun pasti mempuya acount Facebook baik satu maupun lebih dari satu. tapi apakah anda tahu bahwa Fitur yang ada di Facebook hampir sama dengan ritual keagamaan kaum yahudi?. mungkin tidak banyak orang mengetahui tentang fakta ini. di kesempatan ini saya akan mencoba untuk membuka fakta yang saya temukan sendiri.
the wailing wall apabila di terjemahkan kedalam bahasa indonesia artinya adalah tembok ratapan dan saya lebih menyukai menyebut wailing wall dengan sebutan tembok galau. the wailing wall ini terletak di israel, di situ merupakan tempat yang disucikan oleh para kaum yahudi yang ada di seluruh dunia. the wailing wall tepatnya terletak di antara masjid Al-Aqsa tempat yang di sucikan juga oleh kaum muslim di seluruh dunia dan lebih hebatnya lagi the wailing juga berdekatan dengan gereja yang ada di yerussalem gereja ini juga tempat yang di sucikan oleh umat kristen setelah gereja-geraj yang ada di vatikan maupun roma. mungkin orang-orang bertanya apa hubungannya wall di facebook dengan the wailing wall, nah disinilah titik termenarik menurut saya. apakah anda pernah melihat kaum yahudi dalam melakukan ritual keagamaan?. jika belum saya akan menceritakan sedikit tentang ini. dalam melaksanakan ritual keagamaannya kaum yahudi di seluruh dunia berbondong-bondong datang ke israel hanya untuk menuju ke wailing wall. Tak disangkan kaum yahudi dalam melaksanakn ritualnya berbeda dengan yang lainya, mereka hanya menuliskan sesuatu di selembar kertas kemudian kertas itu di tempel di wailing wall dan mereka akan meratapi apa yang telah mereka tulis di selembar kertas yang ditempelkan di sebuah tembok sambil menangis tersedu-sedu. menurut saya ritual ini sama dengan istilah wall di facebook, bisa kita lihat banyak orang ber-galau ria dengan status-status yang bisa membuat seseorang menangi, sakit hati, marah, bahkan tak jarang orang bisa bunuh diri karena tulisan sepele di wall facebook.

tapi apalah yang bisa kita lakukan sekarang ini kita tidak mungkin untuk meninggalkan jejaring sosial di jaman ini karena cukup membantu kita dalam mencari informasi, bahkan ada juga yang menggunakan facebook untuk media bisnis. mungkin tindakan menutup akun facebook bukanlah tindakan paling bijak namun menggunakan facebook dengan bijak dan penuh dengan kesadaran mungkin saja facebook akan sangat bermanfaat.
jadi apa yang akan kalian lakukan setelah membaca artikel ini ?

Minggu, 13 Oktober 2013

Si Galau Berucap

kepada kamu

Dengan penuh kebencian
Aku benci jatuh cinta
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu,
tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak
selalu menebak-nebak
Aku benci deg-degan menunggu kamu online . 
Dan di saat kamu muncul, 
aku akan tiduran tengkurap, 
bantal di bawah dagu, 
lalu berpikir, 
tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, 
di seberang sana, bisa tertawa. 
Karena, kata orang, 
cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. 
Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, 
menghapusnya, 
memikirkan kata demi kata. 
Aku benci ketika jatuh cinta, 
semua detail yang aku ucapkan, 
katakan, kirimkan, 
tuliskan ke kamu menjadi penting, 
seolah-olah harus tanpa cacat, 
atau aku bisa jadi kehilangan kamu. 
Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. 
Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. 
Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? 
Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. 
Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. 
Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, 
saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. 
Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. 
Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu ,tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, 
Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common, harus dimentahkan oleh hati yang berkata, Jangan hiraukan logikamu.
Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. 
Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. 
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. 
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; 
di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan,aku takut sendirian.



terima kasih.


















Kamis, 03 Oktober 2013

" KOPI PERTAMA HARI INI "

Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yg berani mengucapkan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yg kesulitan membedakan jatuh cinta dgn rasa penasaran.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, bersisa. Seperti ditinggalkan seseorang, tanpa kata maaf.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat, penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.
Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yg saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yg berani mengucapkan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti dua orang yg garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, pahit, hangat. Seperti rindu yg tercecer di jalan pulang dari rumahmu.
Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.
Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah perjalanan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yg bertemu di saat yg salah, lalu saling melewatkan.
Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit, membekas. Seperti bayangan masa lalu yg tidak cukup buram untuk diabaikan.
Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yg tidak tega untuk disampaikan.
Kopi pertama pagi ini. Hitam, senyap, tak bersisa. Seperti cahaya terakhir dari sebuah supernova.
Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yg saling meramaikan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap, pekat. Seperti dosa yg ditutupi dengan rapi.
Kopi pertama hari ini. Manis, membekas, bikin deg2an. Seperti dua orang yg saling menemukan, satu sama lain.
Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yg tidak kunjung selesai.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yg sudah lama saling bosan.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Nikmatnya.. :)
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti rasa penasaran yg terlalu cepat selesai.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yg tak sengaja mampir.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti dakocan yg baru keluar dari segentong parfum
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa rasa lain. Seperti seseorang yg menghabiskan masa mudanya mencintai orang yg salah.
Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yg dibuat jatuh cinta, lalu tiba2 ditinggalkan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yg mulai saling kenal, lalu salah satu mundur di tengah jalan.
Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yg tersembunyi, di orang yg tidak pernah disangka2.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tertutup manis. Seperti dua orang yg terlalu cinta, lalu saling mengucap janji yg tak mungkin terpenuhi.
Kopi pertama pagi ini. Tumpah. Seperti rindu yang terlalu rewel.
Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yg berpura2 tidak saling cinta, karena bosan kecewa.
Kopi pertama pagi ini. Terlalu siang untuk diseduh. -___-
Kopi pertama pagi ini. Manis, seperti pertemuan setelah penantian panjang. Pahit, seperti perpisahan yg terlalu terburu-buru
Kopi pertama pagi ini. Satu rasa, setiap hari. Seperti tahu saatnya berhenti mencari.
Kopi pertama pagi ini. Penuh ampas. Seperti pagi pertama setelah putus cinta.
Kopi pertama pagi ini. Cukup manis, cukup pahit. Seperti cinta yg tidak banyak meminta.
Kopi pertama pagi ini. Manis, walaupun diminum terlalu siang. Seperti cinta yg menunggu waktu yg tepat.
Kopi pertama pagi ini. Dingin dan hambar. Seperti tanpa kasih sayang, di hari kasih sayang.
Kopi pertama pagi ini. Dingin. Seperti ditinggalkan orang yg tepat, karena sibuk mencoba yg lain di saat bersamaan.
Kopi pertama pagi ini. Tidak cukup manis. Seperti cinta yg terlalu mungil untuk diucapkan.
Kopi pertama pagi ini. Luber. Seperti cinta yg datang di hati yg tidak terlalu lapang.
Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yg tersembunyi, di orang yg tidak pernah disangka2.
Kopi pertama di bulan Maret. Pahit, seperti ketakutan2 yg menyertai hubungan yg baru. Manis, seperti melaluinya tanpa ragu.
Kopi pertama pagi ini. Semakin pahit diteguk. Seperti kangen yg semakin tidak tuntas, semakin menyebalkan.
Kopi pertama pagi ini. Harum. Seperti wangimu yg tertinggal di ujung hidung dan kunjung hilang.

Kopi pertama pagi ini. Sedikit pahit, lama2 sedikit manis. Seperti ledek2an yang perlahan jadi suka2an.